Minggu, 15 Januari 2017

ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA

RSA merupakan algoritma kriptografi asimetri, dimana kunci yang digunakan untuk mengenkripsi berbeda dengan yang digunakan untuk mendekripsi. Kunci yang digunakan untuk mengenkripsi disebut dengan kunci public, dan yang digunakan untuk mendekripsi disebut dengan kunci privat. 

RSA adalah salah satu algoritma kriptografi yang menggunakan konsep kriptografi kunci publik

RSA membutuhkan tiga langkah dalam prosesnya, yaitu pembangkitan kunci, enkripsi, dan dekripsi. 

Proses enkripsi dan dekripsi merupakan proses yang hampir sama. Jika bilangan acak yang dibangkitkan kuat, maka akan lebih sulit untuk melakukan cracking terhadap pesan

Fungsi enkripsi dan dekripsinya dijabarkan dalam fungsi berikut :

C = Me mod n ( fungsi enkripsi )
M = Cd mod n (fungsi dekripsi)
C = Cipherteks
M = Message / Plainteks
e = kunci publik
d= kunci privat
n = modulo pembagi(akan dijelaskan lebih lanjut )

Kedua pihak harus mengetahui nilai e dan nilai n ini, dan salah satu pihak harus memilki d untuk melakukan dekripsi terhadap hasil enkripsi dengan menggunakan public key e. Penggunaan algoritma ini harus memenuhi kriteria berikut :

1. Memungkinkan untuk mencari nilai e, d, n sedemikian rupa sehingga Med mod n = M untuk semua M < n.
2. Relatif mudah untuk menghitung nilai Me mod n dan Cd mod n untuk semua nilai M < n.
3. Tidak memungkinkan mencari nilai d jika diberikan nilai n dan e.
Syarat nilai e dan d ini, gcd(d,e)=1

sebelum memulai penggunaan RSA ini, terlebih dahulu kita harus memiliki bahan – bahan dasar sebagai berikut :

1. p, q = 2 bilangan prima yang dirahasiakan
2. n, dari hasil p.q
3. e, dengan ketentuan gcd (Φ(n), e) =1
4. d, e-1 (mod Φ(n))

ENKRIPSI DES



DES (Data Encryption Standard) adalah algoritma cipher blok yang populer karena dijadikan standard algoritma enkripsi kunci-simetri, meskipun saat ini standard tersebut telah digantikan dengan algoritma yang baru, AES, karena DES sudah dianggap tidak aman lagi. Sebenarnya DES adalah nama standard enkripsi simetri, nama algoritma enkripsinya sendiri adalah DEA (Data Encryption Algorithm), namun nama DES lebih populer daripada DEA. Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan W.L. Tuchman pada tahun 1972. Algoritma ini didasarkan pada algoritma Lucifer yang dibuat oleh Horst Feistel. Algoritma ini telah disetujui oleh National Bureau of Standard (NBS) setelah penilaian kekuatannya oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.

Berikut jaringan algoritma des :





Langkah Awal:
– rubah plantext dan key kedalam binner sesuai table ascii, dengan syarat plantext dan key harus berjumlah “8 DIGIT”

  Setelah sebelumnya kita mendapatkan binner dari plan dan key. maka langkah berikutnya adalah mencari L0, dan R0:


Setelah mendapatkan L0 dan R0, maka kita mencari C0-C16 & D0-D16 :
dengan measukkan ke table pergeseran.




setelah mendapatkan C dan D. maka kita akan mencari nilai K1-K16 dengan mesukkan nilai C dan D kedalam table Pc-2:

table pc-2:

 Setelah mendapatkan L0 dan R0, maka kita mencari C0-C16 & D0-D16 :
dengan measukkan ke table pergeseran :

etelah mendapatkan k1 – k16 kita akan mencari nilai R1- R16 baru.
pertama masukkan
masukkan nilai R kedalam table expansi


kemudaian exorkan nilai ekspansi R dengan Knya.

Setelah itu pecah-pecah menjadi 6 bit untuk dimaskukkan ketable S.









setelah itu masukkan table pbox kemudian exorkan dengan nilai knya. maka akan didapatkan nilai Rbaru.
setelah mendapatkan nilai r yang baru maka terakhir adalah mendapatkan binner chipernya.
Masukkan R16 dan L16 ke table ip inverst 1:


Hasil gambar untuk tabel kriptografi des tabel p-box
maka akan di dapatkan bin chipernya. tinggal di rubah ke hex kemudian k ascii








Selasa, 11 Oktober 2016

KRIPTOGRAFI



Pengertian
                Yaitu ilmu untuk menjaga keamanan pesan yang berupa data ataupun informasi dengan cara menyandikannya kedalam bentuk yang sukar dimengerti (ciphertext)

Komponen
                Kriptografi memiliki 4 komponen utama , diantaranya :
a.       Plaintext (pesan yang dapat dibaca)
b.       Ciphertext (pesan yang disandikan)
c.       Key (kuci untuk melakukan kriptografi)
d.       Algorithm (metode melakukan enkripsi yaitu menyandikan plaintext menjadi ciphertext ataupun  dekripsi yaitu mengembalikan ciphertext menjadi plaintext)
Tujuan
1.       Menjaga kerahasiaan
2.       Keabsahan pengirim
3.       Keaslian pesan
4.       Anti-penyangkalan

Istilah-istilah
• Encoding : Transformasi dari plainteks menjadi kode
• Decoding : Transformasi kebalikan dari kode menjadi plainteks.
• Buku Kode (code book) : Dokumen yang digunakan untuk
• Buku kode terdiri dari tabel lookup (lookup tabel) untuk encoding dan
• Chiper tidak sama dengan kode (code)
• Kode mempunyai sejarah tersendiri didalam krptografi
• Code breaker : Orang yang memecahkan kode

Kriptografer dan Kriptanalis
• Persamaan  kriptografer dan kriptanalis:
• Keduanya sama-sama menerjemahkan cipherteks menjadi plainteks
• Perbedaan  kriptografer dan kriptanalis:
• Kriptografer bekerja atas legitimasi pengirim atau penerima pesan.
• Kriptanalis bekerja atas nama penyadap yang tidak berhak.

Macam teknik kriptografi
a.       KLASIK
b.       SUBSTITUSI
c.       ALFABET TUNGGAL
d.        ALFABET MAJEMUK
e.       SUBSTITUSI HOMOFONIK
f.        TRANSPOSISI (PERMUTASI)
g.       SUPER  ENKRIPSI:  PERPADUAN ANTARA SUBSTITUSI DAN TRANSPOSISI
h.        MODERN
i.         Berdasarkan pada jenis kunci:
• Kriptografi asimetris: kunci untuk enkripsi dan dekripsi berbeda
j.         Berdasarkan aplikasi pada bit:
• Stream cipher: cipher aliran
• Block cipher: cipher blok

Teknik Dasar Kriptografi
1.  Substitusi
2.  Blocking
4.  Ekspansi
5.  Pemampatan (Compaction)

SUBSTITUSI
PROSES:
Mengganti  setiap unit (character/kelompok character)  dengan unit chipertext
Contoh:
A diganti dengan C, B diganti dengan D
JENIS:
 Alfabet tunggal: satu unit plaitext hanya diganti oleh satu unit ciphertext  yang identik
 Alfabet majemuk:  satu unit plaintext dapat diganti oleh lebih dari satu unit ciphertext

ALFABET TUNGGAL
• Caesar Cipher
• Rumus umum: Ci=F(n,Pi)
Ci=ciphertext, n= key (number of letter sifted), Pi=Plaintext
• Ci=Pi+n mod 26
• Contoh:
Untuk n=3 transformasi adalah setiap
nilai alphabet ditambah dengan 3

CAESAR CIPHER 1
Plain text: ATTACK AT DAWN
Nomor: 0 19 19 0 2 10 0 19  3 0 22 13
Transformasi (n=3): 3+Pt
3  22 22 3 5 13  3 22 9 3 25 16
Chipertext: DWWDFN DE GDZQ

CAESAR CIPHER 2
• Tiap huruf alfabet digeser 3 huruf ke kanan
pi : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
• Contoh:
Plainteks:           AWASI ASTERIX DAN TEMANNYA OBELIX
Cipherteks:        DZDVL DVWHULA GDQ WHPDQQBA REHOLA





CAESAR CIPHER 3
• Dalam praktek, cipherteks dikelompokkan ke dalam kelompok n-huruf, misalnya kelompok 4-huruf:
DZDV LDVW HULA GDQW HPDQ QBAR EHOL A
• Atau membuang semua spasi:
DZDVLDVWHULAGDQWHPDQQBAREHOLA
• Tujuannya agar kriptanalisis menjadi lebih sulit

CAESAR CIPHER 4
• Misalkan  A = 0, B = 1, …, Z = 25, maka secara matematis  caesar cipher
dirumuskan sebagai  berikut:
Enkripsi:  ci  = E(pi) = (pi + 3) mod 26
Dekripsi:  pi  = D(ci) = (ci – 3) mod 26